atashi wa kokosei tantei desu!!

Jumat, 06 Maret 2009

lanjutannya...

“Hm..semoga teman sekamarku memiliki kesamaan denganku..”ujarku dalam hati sambil membuka kamar nomor 16 itu.

Sebuah kamar luas bercat putih berisikan dua ranjang terpisah.gorden melambai karena angin sepoi menandakan betapa sejuknya ruangan itu.dan di atas ranjang sebelah kiri, seorang wanita berambut panjang gelombang berkacamata duduk termenung.sepertinya aku mendapatkan seorang yang satu jenis dengan asrama ribut ini..wanita itu berdiri ketika melihatku.tubuh langsing seperti Barbie itu berdiri dan tersenyum menatapku.aku sempat pangling,karena dia benar-benar jangkung seperti seorang cowok.

“Kina..?” ujarnya memanggil namaku.

“Eh,ah..bukan..Namaku Dina..”aku terkejut.apa orang ini mengenal kami sebelumnya.tapi,dimana?

“Dina??tapi…ah..”ujarnya kebingungan menatapku.tapi,wajahnya seketika dingin.

“Kenapa?”aku memandangnya aneh.jika di perhatikan dia mirip dengan seseorang yang ku kenal.

“namaku Satoshi Himetari..”ujarnya sembari tersenyum.

“orang jepang?”kataku kemudian padanya.

“Bukan…ayahku sangat fanatic dengan Jepang sehingga menamaiku begini..”mukanya seperti memerah seperti geli karena sesuatu.

“Oh…”aku memandanginya lagi.wajah di balik kacamata itu menganggu pikiranku.aku berusaha mencari wajah itu di dalam memori kelam masa laluku..tapi,tetap.aku tak dapat mengingatnya.

Satoshi mengambil sebuah buku dan membacanya.aku perhatikan buku itu.buku usang bersampul hitam dengan coretan kecil di ujung kirinya.dan saat ku perhatikan buku itu..sontak aku terkejut.buku itu adalah buku The Sign of four karya Arthur conan doyle yang ku berikan pada temanku ketika dia pergi.

“masa sih..kamu..”

“Akhirnya kamu sadar juga..Kina..”

“Satryo ditto Parandha ?…”

“ya..Ini aku Kina….”cewek itu memegang kuncir rambutnya,lalu melepasnya,lalu dia juga membuka bajunya,seolah memperlihatkan sesuatu yang seharusnya dimiliki cewek,tapi tidak dimilikinya.,.

satryo menyadari bahwa aku, orang yang berhadapan dengannya akan berteriak sekencang-kencanganya,jadi dia membekap mulutku dengan tangannya.

“Aku akan terus mendekap mulutmu..kalau kau masih ingin berteriak..”aku mengangguk dan perlahan dia melepaskan tangannya dari mulutku.

“Untung saja..aku satu ruangan dengan orang yang aku kenal..”ujarnya sedikit lega sambil menatap buku pemberianku itu.

“Untung?!khh…gila ya?nekat banget nyamar jadi cewek!!Jelaskan semuanya padaku..to chan!!”aku sedikit cemberut sambil menaruh biolaku di sudut kamar,bersebelahan dengan kotak biola Satryo.

“Khh…masi ingat ya, dengan nama panggilanku itu..sebenarnya,aku datang menyamar seperti ini karena aku ingin menyelidiki sesuatu..”ujarnya dingin.dari wajahnya,aku sudah bisa menduga apa yang akan di katakannya selanjutnya.

“ jangan bilang kalau kamu ingin menyelidiki kasus di balik pembunuhan siswi smu massal tahun 1999 yang menewaskan kakakmu itu..”.

dia menatapku tajam sambil tersenyum miris.

“Sepertinya bakat dari kecil mu masih sampai sekarang..ya,itu dia..”

“Aku mengerti..kasus itu begitu misterius..sampai-sampai terdengar desas desus bahwa itu bukan perbuatan manusia..”ujarku sembari merebahkan diri diatas ranjang kecil baruku yang empuk.mengingatkan pada masa kecilku saat masih satu kamar dengan Dina.

“huh..yang seperti itu mana ada ? emang dasar orang kita yang sangat percaya mistis..”ujarnya bernada mengejek.dari tatapannya,aku bisa melihat emosi Satryo yang begitu dalam.aku mengerti,sebab sejak kecil,satryo sangat menyayangi kakaknya yang cantik itu.

“yah,kau pun sama..sangat menyukai hal yang logis..”

Kami berdua saling pandang dan melontarkan senyum sok keren yang kami punya.

“Tapi..kenapa kamu sekarang..”sekarang giliran satryo menanyakan alasanku yang berpura-pura menjadi Dina.aku benar-benar malas menceritakannya,karena dengan kemampuan analisisnya,satryo pasti sudah tahu alasannya.

“To chan..aku pikir kau sudah mengerti kenapa kan?”ujarku menatap Satoshi.

“ya..rasa bersalah tak berujung..benar-benar khas Kina..emosial dan konyol..”

“Setidaknya cara itu berhasil mengurungkan niat mamaku untuk menyusul Dina ke alam baka..”ujarku menghela napas sambil memeluk bantal gulingku.

“Tapi Kina..kematian Dina,bukan kesalahanmu..dia memang sakit-sakitan kan sejak kecil ?”

“Ya..walau aku tak tahu salahku apa..semua orang disana tak mau mendengar..em..baiklah…lebih baik kita saling jaga rahasia saja..kau rahasiakan identitasku dan aku juga akan begitu..”jika dipikir..yang sebenarnya dalam bahaya itu satryo,karena dengan beraninya dia menyelinap ke asrama putrid sambil berpura-pira menjadi wanita segala.tapi,sudahlah,kalau sampai semua orang ataupun mama mendengar hal ini, kerja keras 10 tahunku sia-sia sudah.

“Satu lagi…aku ingin kau membantuku mengungkap misteri ini..”ujar satryo bernada serius.

“Hei..”aku menoleh ke arahnya,tapi tiba-tiba dia sudah berada tepat di hadapan wajahku.

“Ingat kan..We’re in the same boat..i know you’be already know that..Kin chan..”ujarnya sambil mengedipkan matanya padaku.

“Geez..wakatta…oke..aku bakal nolong..”aku berusaha menjaga jarak darinya.aku berbalik dan menutup kedua mataku.tapi tak kusangka..pertemuanku dengan teman kecilku, satoshi..aku membawa petualangan besar bagi kami..tentu saja,aku dengan bangga memakai namaku lagi..semua itu dimulai satu bulan setelah ini..

3 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda