atashi wa kokosei tantei desu!!

Kamis, 12 Februari 2009

lanjutan

“ Semua bisa kuatasi..ya..senyum ini..wajah ini..biar pun di dalam tak serupa..aku akan berusaha..agar keberadaanku ini nyata..”

Langit subuh menjelang terbitnya sang surya terlihat indah..biru indigo yang sedih karena berpisah dengan sang malam..tapi seolah tersenyum lembut menyapa surya dengan kehangatannya menyinari dunia..begitu pun seharusnya perasaanku pagi ini..malam kemarin aku tak dapat tidur,menyiapkan seluruh perlengkapanku ..untuk pergi jauh-jauh dari kehangatan palsu berkedok rumah ini..lima belas tahun sudah sejak kematian din a, saudaraku..aku terus hidup memakai namanya..terus tersenyum..terus berusaha seperti orang bodoh saja..agar mereka mengakui keberadaanku..tak terasa semua berjalan..waktu memang mengerikan..aku berhenti menatap langit dan melewati beranda ku,masuk ke dalam kamar ku..sebuah koper besar biru dan sebuah tas biola hitam tertata rapi di samping tempat tidurku.aku duduk di atas ranjangku sambil tersenyum..aku membungkuk dan mangambil selembar foto usang di bawah tempat tidurku..fotoku bersama Dina dulu..tak terasa sudah,memang..jika ingin ku ulas balik semua usaha yang ku lakukan..dalam hati aku sangat ingin seseorang datang dan menamparku keras-keras..agar aku terbangun dari mimpi indah,tapi bukan untukku.tapi sayang,tak seorang pun yang melakukan itu padaku..dan kini,aku disini,semakin terjebak dalam janji yang terucap di hari itu..lima belas tahun lalu di depan makam saudara kembar tersayangku.aku membuka kamarku sambil menyeret koper seraya menenteng tas biolaku.semilir bau harum merangsang perutku untuk berbunyi,menyuruhku segera menyantapnya..aroma masakan ibu memang menggoda..tapi apalah artinya jika masakan itu tak pernah dibuat untukku..bagiku,serasa menelan duri berkedok madu..aku berhenti di ujung tangga dan menengok ke bawah. Seorang wanita tua tersenyum sambil mencium harumnya masakan yang ia buat,membuat hatiku tersayat lagi.senyum wanita itu bukan untukku..tapi untuk orang yang berwajah sama denganku..tapi,jika ini tak ku lakukan..mungkin aku takkan melihat senyuman itu selamanya.aku berhenti memandanginya dan turun ke bawah.

“Mama!baunya harum nih!mama masak shoufle kentang lagi ya..mmm,pasti enak!”

“Aduh Dina..kamu itu..kalo makanan aja…iya,cepet makan ya..tar telat masuk..kan ini hari pertama kamu masuk sma..”

“ma..papa mana?”

“Oh..mungkin lagi olahraga pagi?udah..pokoknya anak mama makan dulu..nanti laper disana..”

“Iya ma..”

Aku berusaha mengunyah dan menelan makanan itu setengah mati.tapi aku selalu menunjukkan senyumanku pada mama,agar dia tak merasa ada yang aneh denganku.selama lima belas tahun, aku mencicipi masakan yang mau membuatku muntah ini..memang,Dina tak punya penyakit ini..tapi aku,memiliki anaphylaxie shock, sejenis alergi pada laktosa yang terkandung dalam susu sapi, salah satu bahan pembentuk shoufle kentang favorit Dina itu..biasanya setelah ini aku akan memuntahkannya,jika tidak aku harus kuat-kuat bertahan dari sesak napasku..menyedihkan memang,tapi inilah kenyataannya..jika mereka bilang anak kembar itu ‘benar-benar sama’,maka bisa ku jawab dengan lantang,mereka sepenuhnya salah.

“Din..kamu bener bener mau masuk sma itu?”

“Iya ma..sma itu bagus ma..lagian juga,Dina juga bisa belajar mandiri disana..tapi,Dina janji dina bakal mengunjungi mama setiap minggunya..”

“tapi din..”

“Ma..Dina dari dulu kan udah bercita-cita masuk ke sana..dari sana,mungkin Dina berpeluang besar untuk masuk ke fakultas hukum Harvard..mama seneng kan,kalo Dina seneng?”

“Iya deh..untuk kamu,mama pasti seneng..”aku tak kuat lagi..kakiku lemas dan bergetar..’mama seneng jika kamu seneng’..kata itu hanya untuk Dina..kasih sayang itu memang untuk Dina..bukan untukku..

“Oh ya..Dina berangkat ya ma..dah mama”aku mencium tangan mamaku yang lembut dan wangi vanilla yang tercium darinya.

“hati-hati ya Din..”

“iya ma..”aku menarik barang bawaanku dan secepatnya pergi.di pintu luar ternyata ayah sudah menungguku.

“Loh,pa..kata mama tadi papa lagi olahraga..”

“Papa mau mengantarmu ke sekolah..”

Tanpa banyak bicara aku menaiki mobil, dan pergi..sepanjang perjalanan,seperti biasa keheningan menjalar..aku sibuk memperhatikan jalan yang macet di kala pagi,polusi dari bus kota dan ibu-ibu yang membawa tas belanja mewarnai tiap harinya.

“Dina..”

“ya pa?”ayahku hanya terdiam.aku merasa bahwa hari ini,dia cukup tengang,entah apa alasannya.tapi setidaknya,aku begitu menghormati ayahku.sosok seorang pengacara tegas dan tegas,tak banyak bicara,tapi bisa dimengerti orang..ayah juga,satu-satunya orang yang tak pernah membagi kasih sayang dengan tak adil pada kami berdua..

“tak terasa sudah lima belas tahun kamu hidup sebagai Dina..”aku terkejut.baru kali ini ayah berbicara begitu..setelah lima belas tahun,akhirnya kata itu baru terucap?

“Pa..sekolah Dina udah deket..”

“Sampai kapan kamu akan terus hidup sebagai Dina ?”

“Pa..udah sampai..”

“Kina!”

“Ayah..jika ayah Tanya sampai kapan, Kina pikir ayah sudah tahu persis apa jawabannya,bukan?”

“Kina..ayah mengerti..kamu melakukan semua ini demi kami semua..tapi..”

“Ayah..Kina akan melakukan apa yang menjadi keputusan Kina..ayah tak perlu khawatir,karena Kina sudah terbiasa.”

“Lakukanlah Kina..jika itu benar-benar yang ingin kamu lakukan..tapi,asal Kina tahu..ayah selalu ada saat Kina membutuhkan.”

aku tersenyum sambil memeluk erat ayahku.walau haru, tapi air mataku sudah tak dapat keluar lagi,bersama umpatan dalam hati, andai saja,kata-kata ini terucap lima belas tahun lalu..maka aku takkan begitu sedih seperti sekarang.

aku membuka pintu mobil setelah mencium tangan ayahku.mengambil barang-barang,lalu berjalan menapaki gerbang besar SMU 1412,smu swasta terbesar sekaligus terpandang,yang tak perduli dengan status para muridnya,melainkan mementingkan kemampuan khusus yang mereka punya.umntung saja,aku memiliki bakat Dina setelah berusaha keras menirunya,bermain biola,manyanyi,berakting,selain kemampuan akademisnya.aku tersenyum setelah melewati gerbang ini,lega…kepalsuan diriku berakhir disini..aku ingin menjalani kehidupan sma ini..sebagai Kina, walau orang akan memanggilku dengan nama saudara kembarku,tapi aku akan berusaha..agar aku bisa mencari siapa aku..diri yang sudah ku buang jauh-jauh selama lima belas tahun…kini akan ku temui lagi..walau itu mustahil nantinya…..

aku memang sesosok yang naïf,aku yakin apa yang aku lakukan akan membuat mereka bahgia..meski diri ini tersiksa sekalipun..menyedihkan memang..tapi,kini aku akan mengejar..diriku yang sudah kubuang sekian lamanya….akankah aku bisa ?atau selamnya,memang ku di takdirkan menjadi sosok saudara kembarku..??

bersambung

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda